Setiap hari melayani pelanggan, banyak hal menarik yang saya hadapi. Karena menjual
pakaian anak-anak, maka yang sering hadir di toko tentu saja orang tua
dan anak mereka. Saya bisa belajar mengenal karakter anak lebih banyak,
dan menjadikan orang tua mereka sebagai referensi atau pembanding bagi
saya dalam mendidik anak-anak saya.
Dalam
urusan memilih barang, pakaian misalnya beragam sifat dan karakter
anak. Ada anak yang dapat dengan mudah memutuskan mana baju yang ingin
mereka beli. Dengan senang hati anak
mau mencobakan. Jika ibunya mengatakan kurang bagus dia menurut dan
mengganti dengan yang lain. Namun ada juga yang keukeh mempertahankan
maunya, di sinilah biasanya seorang ibu diuji. Apakah ibunya mengikuti
mau anak, atau punya cara jitu untuk menjelaskan kalau itu tidak pas
bagi anaknya. Bahkan ada juga anak yang sama sekali tidak bisa
memutuskan baju apa yang ingin dia beli, semua keputusan terserah pada
orang tua.
Seperti
kemarin saya kedatangan pelanggan dan anak perempuannya yang baru
berusia 1,5 tahun. Saya menawarkan satu dress lucu yang saya yakin pasti
bagus dipakainya. Si ibu kemudian memasangkan baju tersebut pada
anaknya. Dan dugaan saya benar, baju itu pas di badannya. Si ibu juga
setuju dengan saya, dia menyukainya.
Si
ibu menanyakan pada anaknya. “apa dedek suka?” sang anak menggelengkan
kepalanya. Dan ibu tersebut kembali bertanya “Adek ga mau pake baju
ini?” anaknya kembali menggeleng . Lalu ibu tersebut mengeluh “duuh nak,
ibu sudah capek mutar-mutar. Baju seperti apalagi yang kamu mau?. Yang
ini bagus adek pakai kok.” Ucapnya pada si kesil, sambil menarik nafas
dalam. gadis kecil itu diam saja tak peduli.
Kemudian
ia berujar pada saya “capek saya dek, dari tadi sudah coba ini itu dia
ga mau. Susah sekali, bingung saya maunya apa?”. Kasihan juga mendengar
keluhan si ibu. Dalam hati saya simpulkan ibu ini tidak bisa tegas pada
anaknya. Masak mau diatur anak usia 1,5 tahun. Saya lalu berusaha
memberikan alternatif lain, dan membantu meyakinkan si kecil baju itu
bagus untuknya.
Tak
seharusnya orang tua diatur atau dikendalikan oleh anaknya. Apalagi
untuk anak yang berusia di bawah 5 tahun, mereka belum bisa menentukan
mana yang terbaik untuk diri mereka. Mereka masih butuh kita untuk
membantu mengambil keputusan, agar tidak salah memilih.
Sebagai
orang tua kita tentu tidak ingin mendikte anak-anak. Apalagi memaksakan
kehendak kepada mereka. Namun menurut saya tidak semua keinginan anak
harus dipenuhi. Tugas kita adalah mendengarkan dengan penuh perhatian
apa yang dimaunya, plus dengan alasan kenapa anak menginginkannya. Dari
apa yang disampaikan anak, orang tua punya kewajiban untuk memberikan
penilaian atau pendapat sebelum mereka mengambil keputusan. Dan
adakalanya kita juga perlu tegas kepada anak-anak, jika keputusan mereka
tidak baik menurut pandangan kita.
Menjadi
orang tua memang tak mudah. Apalagi anak-anak juga punya cara ampuh
untuk menaklukkan hati orangtuanya. Salah satunya adalah dengan
merengek. kebanyakan kita pasti tak sanggup menyaksikan anak menangis.
Lebih parah lagi jika itu terjadi di tempat umum hingga ada anak
mengamuk saat apa yang mereka inginkan tidak terpenuhi. Akhirnya dengan
alasan sayang pada anak, orang tuapun mengalah.
Mengikuti
semua mau anak tak selamanya baik bagi mereka. Itu akan menjadi
kebiasaan. Jika kebiasaan itu terbawa hingga remaja, tentu akan sulit
mengendalikannya. Karena itu ada kalanya sebagai orang tua kita harus
berani menolak atau mengatakan TIDAK pada
keinginan anak. Sesekali mereka juga harus tahu bagaimana rasanya
ditolak. Hingga mereka bisa berpikir bahwa pilihan mereka tidak benar.
Dan itu kita lakukan bukan karena kita membenci anak atau tak sayang
pada mereka. Toh menyayangi anak tak harus dengan mengikuti semua maunya
bukan?
Saat
kita berani mengatakan TIDAK pada anak. Orang tua juga harus siap
menerima konsekuensi bahwa anak pasti akan kecewa. Di sinilah
kebijaksanaan kita dituntut, bagaimana kita mampu memberinya penjelasan
hingga anak mau menerima alasan “TIDAK” dari orangtuanya.
Melatih
anak mengambil keputusan sendiri memang tak mudah. Itu harus kita
lakukan sejak dini, Selain dengan berani mengatakan ‘TIDAK” cara lainnya
adalah memberikan beberapa pilihan. Dan mengajarkan anak memilih
sesuatu dengan alasan yang tepat. Anak harus tahu alasan mengapa dia
memilih sesuatu. Dengan begitu mereka tahu manfaat dari apa yang sudah
ia pilih atau putuskan.
Bagaimanapun
juga setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Kewajiban kita membesarkan mereka dengan kasih saying, namun tetap
dengan sebuah KETEGASAN.
Agar kelak mereka tidak tumbuh menjadi anak-anak manja, yang bergantung
pada orang lain atau malah menjadi anak yang berbalik mendikte dan
mengendalikan orang tuanya.
Semoga
dengan ketegasan kita diharapkan nantinya anak akan tumbuh dengan
karakter yang kuat, berani dan bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dan orang lain.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/13/mengapa-perlu-menjadi-orang-tua-yang-tegas-bagi-anak/
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/13/mengapa-perlu-menjadi-orang-tua-yang-tegas-bagi-anak/